Home » » Dua Artis Ibukota Terlunta-lunta di Sumbawa Besar

Dua Artis Ibukota Terlunta-lunta di Sumbawa Besar

Written By Nusantara on Sunday, July 30, 2006 | 6:18 AM

Sumbawa Besar, GaungNTB- Dua artis ibukota, Faradina dan Shany Kondang-In terlunta-lunta di Sumbawa. Soalnya panitia penyelenggara yang mendatangkan artis ini dalam kegiatan "Gebyar Musik Dangdut Gapenta" dinilai tidak bertanggung jawab, bahkan honor selama 1,5 malam hingga kini belum terbayar. Meski telah diupayakan untuk diselesaikan secara kekeluargaan, namun terkesan panitia tidak memiliki itikad baik. Akhirnya manager sekaligus EO (Event Organizer) kedua artis ini menempuh upaya hukum dengan melaporkan ketua panitia penyelenggara dengan delik dugaan penipuan.

Ditemui Gaung NTB Minggu kemarin usai dimintai keterangan penyidik Unit Tipiter Reskrim Polres Sumbawa, Iwan Kartadinata-Ketua Gapenta (Gerakan Peduli Anti Narkoba Tawuran dan Anarkis) Sumbawa selaku panitia penyelenggara mengakui adanya persoalan tersebut. Namun terkait pembayaran artis ini, Iwan mengatakan akan membicarakannya dengan ketua panitia sekaligus penyandang dana, Martajaya.

Memang, terselenggaranya kegiatan "Gebyar Dangdut Gapenta" di Stadion Pragas, pada 22-23 Juli lalu ini atas insiatif LSM nya (Gapenta) dengan mendatangkan artis ibukota. Untuk merealisasikan keinginan ini pihak panitia pun mengontak Ny Ida (Event Organizer) di Jakarta untuk mendatangkan artis ibu kota Okky Ardilla. Setelah disepakati kedua belah pihak, panitia mengirim Rp 5 juta sebagai uang muka. Namun pada kenyataannya, Iwan terkejut, pihak EO di Jakarta mendatangkan artis lain yakni Shany Kondang-In dan Faradina. Tanpa sepengetahuannya, ternyata kedatangan kedua artis ini sebagai pengganti Okky Ardilla yang sudah disepakati ketua Panitia, Martajaya. "Daripada kegiatan dibatalkan, terpaksa kami menerimanya," kata Iwan.

Malam pertama manggung, kedua artis ini tidak dibayar, selain karena terlambat datang juga waktunya sudah larut malam. Meski demikian, keduanya diminta membawakan beberapa buah lagu sebagai promosi dan menghibur penonton yang terlanjur membeli tiket. Lalu pada malam kedua, tiket yang laku tidak sesuai harapan, membuat ketua panitia (Martajaya) "angkat tangan" melihat kondisi keuangan. Untuk mensiasati hal ini, kedua artis tersebut diminta manggung di Kecamatan Alas untuk dua hari, namun ditolak pihak manajemen tersebut. Panitia pun mendatangkan artis lain asal Surabaya, Ririn dan Novi untuk manggung di Kecamatan setempat. Sedangkan artis Faradina dan Shany Kondang-In diserahkan kepada LSM Pasmar Brang Rea untuk menggelar event yang sama di Kabupaten Sumbawa Barat selama 2 hari.

Disinggung mengenai kasus dugaan penipuan yang melilit panitia penyelenggara, Iwan menyatakan akan mengikuti prosedur hukum. Namun Ia berharap persoalan ini dapat terselesaikan menyusul telah dilakukan koordinasi dengan Pemda Sumbawa (Sekda), Wakil BNK Sumbawa(Jabir SH) dan Ketua DPRD Sumbawa, Muh Amin SH, sebab kegiatan yang dilaksanakan membawa misi yang positif bagi daerah terkait program anti narkoba, tawuran dan anarkis, sekaligus mengangkat nama daerah dan mendatangkan PAD. "Semoga kesulitan yang kami hadapi dapat menjadi perhatian Pemda," pintanya.

Dalam kesempatan ini, Iwan menyatakan terima kasih kepada   Ketua dewan yang telah mendengar keluhan pihaknya terkait persoalan ini dengan kata-kata sejuk dan menyenangkan hati, kendati tidak memberikan sesuatu yang diharapkan.

Sementara itu Ida-selaku Event Organizer didampingi Shany Kondang-In dan Faradina mengungkapkan kekecewaannya atas perlakuan panitia penyelenggara kegiatan "Gebyar Dangdut Gapenta" Sumbawa, karena belum membayar honor plus konsumsi dan akomodasi kedua artisnya sekitar Rp 25 juta. Ida menilai panitia penyelenggara melaksanakan ivent ini hanya spekulasi semata, padahal tidak memiliki dana sama sekali. "Mereka ini gombal, kami di sini dibuat sangat menderita, terlunta-lunta, disia-siakan dan dijadikan seperti pengemis," tukas Ida dengan nada emosi.

Bahkan untuk kepulangan mereka kembali ke Jakarta, ditanggung sepenuhnya oleh seseorang yang sangat simpati dengan kondisi tersebut.

Mengenai tudingan terjadi perubahan artis yang didatangkan, Ida menegaskan bukan keinginannya, dan semata-mata keinginan Ketua Panitia, Martajaya yang mengontaknya melalui saluran telepon. Memang sebelumnya, pihaknya akan mendatangkan artis Okky Ardilla sesuai permintaan, karena uang DP nya telah diberikan Rp 5 juta. Bahkan 2 tiket kedatangan artis (Okky) dan asistennya ini sudah dibeli, tinggal berangkat. Tapi secara tiba-tiba, Martajaya mengontaknya meminta untuk didatangkan sebanyak 3 atau 4 artis. Martajaya beralasan kalau 2 artis lain asal Surabaya yang dihubungi batal datang ke Sumbawa. Karena permintaan ini sangat mendadak dan waktunya sudah mepet, akhirnya Ida memberikan 2 tiket Okky Ardilla kepada artis Shany Kondang-In dan Faradina. "Kalau kami datangkan Okky, jelas 1 artis yang datang sedangkan panitia membutuhkan 3-4 artis. Ya.. terpaksa kami datangkan Shany dan Faradina, itupun disepakati panitia," jelas Ida yang ditemui Gaung NTB usai dimintai keterangan oleh penyidik kepolisian, seraya menyatakan tidak menyangka menemui persoalan seperti ini.

Di bagian lain Ida juga mengklarifikasi tidak manggungnya Shany dan Faradina di Kecamatan Alas. "Bagaimana artis kami mau manggung, kalau show di Sumbawa saja belum dibayar," imbuhnya.

Terhadap laporannya kepada pihak kepolisian, Ida mengatakan terpaksa dilakukan, soalnya pihak panitia tidak memiliki itikad baik. "Saat kami tagih, mereka menghindar, lepas tangan dan mempimpong kami," akunya.

Meski demikian, dia masih memberikan peluang kepada pihak panitia untuk menyelesaikan kasus ini secara damai.

Sementara itu, Shany dan Faradina enggan berkomentar banyak, hanya saja mengaku kapok datang ke Sumbawa. "Kapok lah mas," ujar Shany Kondang-In manja.
Share this article :

0 comments:

Post a Comment



 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Gaung NTB - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger